Sunday, June 23, 2013

RAYON AL-KHAWARIZMI PMII KOMISARIAT STAIN TULUNGAGUNG

Rayon Al-Khawarizmi adalah Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat STAIN Tulungagung sebagai wadah kaderisasi pada tingkatan fakultas Tarbiyah Prodi Tadris Matematika (TMT) STAIN Tulungagung. Adapun Struktur Kepengurusan Rayon Al-Khawarizmi PMII Komisariat STAIN Tulungagung periode 2013/2014 adalah sebagai berikut: 

SUSUNAN PENGURUS RAYON AL-KHAWARIZMI PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII) KOMISARIAT STAIN TULUNGAGUNG MASA IBADAH 2013-2014
Ketua Umum Titin Nur Hidayah
Wakil Ketua Edi Winarto
Sekretaris Umum Ayu Indah Sari
Wakil Sekretaris Nur Azizatul Farida
Bendahara Umum Nisva Lailatul K.H
Wakil bendahara Alwi Musafak
Divisi - Divisi
1. Divisi Kaderisasi CO: Dwi Pambudi
Anggota 1. Wildan Mustofa
2. Resma Selvia Nurfiyantati
3. Siti Endang Lestari
2. Divisi Intelektual CO: Hadi Purnanto
Anggota 1. Ahmad Saiful Ansor
2. Yesi Vilisia Paramasanti
3. Nurul Ngaisah
3. Divisi Advokasi CO: Afif Eka Alikfiono Putri
Anggota 1. Rifki Sahara
2. Zilda
3. Mudi
Editing By M. Zainudin (085736748190) [Kediri, 23 Juni 2013; 15:30WIB]
READ MORE - RAYON AL-KHAWARIZMI PMII KOMISARIAT STAIN TULUNGAGUNG
Saturday, June 22, 2013

Wilayah Kerja PMII Tulungagung

Sebagai bentuk ruang kerja dan demi mewujudkan efektifitas organisasi baik dalam segi kebutuhan kaderisasi atau transformasi wacana maka begitu sangat diperlukannya pembagian wilayah kerja yang disesuaikan dengan jenjang serta ruang lingkup kepengurusan, dikarenakan hal tersebut diharapkan mampu untuk mensinergikan gerakan, juga agar tidak terjadi keraguan system atau juga komunikasi gerakan. Sehingga ada Pengurus Cabang (wilayah kerja tingkat kota/kabupaten), Pengurus Komisariat (ruang kerja berda di level atay wilayah kampus atau perguruan tinggi) dan Pengurus Rayon (wilayah kerja pada tingkatan fakultas atau jurusan).

Pengurus cabang wilayah kerjanya berada di tingkat kota atau kabupaten. Dalam tingkat internal cabang berfungsi untuk memfasilitasi proses kaderisasi, sementara eksternal cabang sebagai pusat informasi isu sentral dan opini public, serta menjadi mainstream gerakan untuk pengawalan kebijakan baik daerah maupun nasional. Yang pada periode kepengurusan tahun 2013/2014 PC PMII Tulungagung diketuai oleh Sahabat Sistupani Wonokromo, S.Pd.I

Pengurus Komisariat adalah wilayah kerjanya yang berada pada level atau wilayah kampus atau perguruan tinggi, yang mana Komisariat ini nantinya menjadi penghubung dari cabang ke rayon yang sifatnya koordinatif instruktif. Dalam wilayah kerja tingkatan komisariat ini merupakan penguatan terhadap proses kaderisasi serta pengembangan wacana-wacana sosial, politik, ekonomi, pendidikan, budaya dan yang lainnya, sehingga terciptalah penguatan paradigma terhadap segala macam persoalan. Pada periode kepengurusan tahun 2013/2014 ini Komisariat STAIN Tulungagung diketuai oleh Sahabat Mashar Nasrudin (Mahasiswa STAIN Tulungagung dari Prodi PAI/Pendidikan Agama Islam)

Yang terakhir adalah Pengurus Rayon. Pengurus Rayon yang tingkatannya atau wilayah kerjanya berada pada level atau wilayah tingkat fakultas, jurusan atau prodi. Rayon menjadi ujung tombak dan paling awal dalam proses kaderisasi yang berada pada tingkatan fakultas, jurusan atau prodi. Sehingga Rayon menjadi kunci untuk proses rekrutmen kader atau kaderisasi, membangun intelektual dan penanaman ideologi PMII. Pada wilayah Komisariat STAIN Tulungagung terdapat 6 (enam) rayon, diantaranya adalah Rayon El-Freire, Al-Khawarizmi, Avicena, Al-Ma’mun, Kahlil Gibran dan Al-khallaj. [Kediri, 23 Juni 2013; 09:19 WIB]

Editing by M. Zainudin (085736748190)

Sumber: http://pmiitulungagung.wordpress.com/produk-hukum/
READ MORE - Wilayah Kerja PMII Tulungagung

Bimbingan Test Intensif (BTI) 2013: Menciptakan Individu yang Tergerak dan Bergerak Memperjuangkan Cita-cita Kemerdekaan Bangsa

Bimbingan Test Intensif (BTI) 2013: Menciptakan Individu yang Tergerak dan Bergerak Memperjuangkan Cita-cita Kemerdekaan Bangsa

Sampai saat ini Indonesia terus menampakkan gejolak-gejolak di dalam berbagai hal. Diantaranya adalah dalam bidang hal ekonomi, terlihat nyata dengan adanya kejadian sering kali naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) berupa pengurangan subsidi bahan bakar minyak yang sampai pada tahun 2013 ini pemerintah benar-benar akan lagi menaikkan tariff harga bahan bakar minyak, bagaimanapun itulah kebijakan pemerintah. Tidak hanya itu saja, gonjang ganjing tentang penguruangan subsidi listrik (dalam bahasa kasarnya adalah kenaikan tariff listrik) merupakan hal yang sensitive dan benar-benar tengah terjadi di negeri ini. Hal tersebut Nampak nyata melalui Permen ESDM no.30 tahun 2012 pemerintah telah menetapkan kenaikan tariff tenaga listrik untuk PT PLN Persero pada tahun ini. Telah diberlakukan semenjak Januari 2013 di mana kenaikan ini triwulan sepanjang tahun 2013 alam artian akan ada empat kali kenaikan tarif tenag listrik. Memang dimana ini bertujuan untuk meringankan beban konsumen, namun bagaimanapun juga jelaslah kenaikan ini (kebijakan pemerintah) baik dari sektor migas atau listrik tentunya juga akan berdampak menaikkan inflasi yang artinya akan menyebabkan naiknanya harga barang-barang, tapi itulah kenyataannya yang akan terus terjadi.

Selain itu masih banyak lagi hal yang terjadi di negeri ini baik dari kalangan oportunis, pemerintah, atau lainnya dan sering kalinya terjadi masa transisi baik lingkup nasional sampai lokal dengan sebuah dalih menuju demokrasi. Tentunya peristiwa tersebut juga akan menyebabkan carut marutnya kondisi pada semua level kehidpan di Indonesia pada umumnya. Salah satunya terlihat nyata pada bidang pendidikan yang sampai hari ini masih dikatakan bahwa mahalnya biaya pendidikan, yang mana ini kemungkinan terjadi dari dampak naiknya inflasi. Mungkin ini sebuah wacana klasik dan hari ini seakan tenang-tenang saja, namun tidak dipungkiri hanya masyarakat level menengah ke atas saja yang bisa menikmati pendidikan, begitu pula pada pendidikan di perguruan tinggi, biaya mahal pun juga masih terasa, khususnya perguruan tinggi swasta, sehingga perguruan tinggi negri pun menjadi  alternative sebagian besar calon mahasiswa, yang mana bisa jadi terselip disorientasi di mana tidak karena menjatuhkan pada pilihan kualitas, namun dikatakan lebih murah disbanding yang swasta. Tidak hanya itu saja, tentunya tidaklah mudah untuk masuk perguruan tinggi negri, sehingga persaingan untuk masuk perguruan tinggi negri pun menjadi ketat melalui berbagai macam jalur seleksi (sebagaimana yang kali kesekian terjadi di perguruan tinggi STAIN Tulungagung tahun 2013).

Namun hari ini kita tidak sedang memperdebatkan permasalaha di atas, dengan adanya permaslahan di atas, perlu adanya solusi, terobosan baru untuk memecahkannya. Sehingga Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat STAIN Tulungagung bermaksud hari ini kembali mengadakan sebuah kegiatan yang bernama Bimbingan Test Intensif (BTI) 2013. Kegiatan ini merupakan upaya PMII Komisariat STAIN Tulungagung 2013 untuk memberikan bantuan terhadap para calon mahasiswa baru yang akan menghadapi test seleksi penerimaan mahasiswa baru STAIN Tulungagung tahun ajaran 2013. Tepat pada tanggal 28 Mei 2013 PMII Komisariat STAIN Tulugagung telah membentuk kepanitiaan BTI 2013 dan segera menjalani serta melaksanakan rekrutment pada saat itu sampai akhir pendaftaran dan BTI itu sendiri akan dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2013. Kegiatan ini diwujudkan dalam bentuk bimbingan test yang secara intensif diberikan kepada seluruh calon mahasiswa baru (peserta BTI) untuk membantu mereka dalam menghadapi test seleksi penerimaan mahasiswa baru sehingga dan atau sampai mereka bisa dan benar-benar di terima di perguruan tinggi negri STAIN Tulungagung sesuai yang diharapkannya, selain itu juga sebagai bentuk proses pengenalan dunia kemahasiswaan, memberikan tambahan wawasan keilmuan serta seputar kampus kepad seluruh calon mahasiswa/i sebelum mereka benar-benar menjadi mahasiswa/i STAIN Tulungagung. Dan yang paling utama dalam kegiatan ini selain yang telah disebutkan tadi adalah saat yang tepat sebagai proses pengenalan PMII sejak awal sebelum para calon mahasiswa/i masuk ke perguruan tinggi. Dalam artian kegiatan ini menjadi kegiatan PMII Komisariat STAIN Tulungagung sebagai bentuk kegiatan Pra-Mapaba atau sebelum Masa Penerimaan Anggota Baru (sebagaimana hasil dari Konfercab XXI PMII Cabang Tulungagung).

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu aktor pembaharu bangsa serta pengemban misi intelektual dan berkewajiban mengemban komitmen ke-Islaman juga ke-Indonesiaan untuk meningkatkan harkat martabat umat manusia serta dengan membebaskan bangsa Indonesia dari kemiskinan, keterpurukan, kebodohan dan keterbelakangan spiritual, material dalam segala bentuk. Sehingga untuk mewujudkan semua itu PMII membutuhkan individu-individu yang tergerak dan bergerak dalam bentuk pribadi muslim, cakap, berbudi luhur, berilmu dan bertanggung jawab mengamalkan ilmunya serta komitmen untuk memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Karena itulah dengan adanya BTI ini semoga menjadi saat yang tepat sebagai proses awal, kaderisasi awal (Pra-Mabapaba) untuk pengenalan PMII kepada seluruh calan mahasiswa baru. Secara continuitas mereka akan kemudian didampingi dan dikawal sampai menuju Mapaba (Masa Penerimaan Anggota Baru/menjadi anggota) serta sampai menuju PKD (Pelatihan Kader Dasar/menjadi kader) dan semoga mampu sampai pada PKL (Pelatihan Kader Lanjutan). Dengan itu semoga nantinya PMII mampu untuk terus eksis melakukan transformasi sosial dan untuk mewujudkan peran Khlifatul fil Ardh, yakni dengan membangun peradaban yang luhur di atas bumi ini serta mampu menjadi pengayom bagi segenap alam. [Kediri, 22 Juni 2013; 22:03 WIB]

Editing by M.Zainudin (085736748190)
READ MORE - Bimbingan Test Intensif (BTI) 2013: Menciptakan Individu yang Tergerak dan Bergerak Memperjuangkan Cita-cita Kemerdekaan Bangsa
Tuesday, June 4, 2013

LELAKI; Antara Menjinakkan dan Terjinakkan oleh WANITA

LELAKI; Antara Menjinakkan dan Terjinakkan oleh WANITA

Jangankan LELAKI biasa seperti Eyang Subur, Nabi pun terasa sunyi tanpa WANITA. Serasa resah hati, pikiran tanpa WANITA, meski sudah ada segala-galanya, namun benar itulah kenyataannya. WANITA dijadikan dari tulang rusuk yang bengkok untuk diluruskan oleh LELAKI. Bagaimana jadinya kalau LELAKI itu sendiri yang tidak lurus, akankah mampu meluruskan mereka?. Tdaklah benar jika kayu bengkok mampu menghasilkan bayang-bayang lurus. {Mikir!!!}

Jangan coba jinakkan WANITA dengan harta, karena itu mampu membuat mereka semakin liar. Jangan pula coba kau hibur WANITA dengan kecantikan, justru itu akan membuatnya semakin menderita. Akal yang setipis rambutnya, justru tebalkanlah dengan ilmu. Hatinya yang serapuh kaca, justru kuatkanlah dengan iman. Perasaannya yang selembut sutera, justru hiasilah dengan akhlak. Bisikkan kepada mereka bahwa kelembutan bukanlah kelemahan, bukan pula itu diskriminasi Tuhan, namun itulah kasih sayang Tuhan. Rahim WANITA yang lembut itulah melahirkan LELAKI-LELAKI: negarawan, karyawan, jutawan, dan “wan-wan” yang lainnya. Tidak akan terlahir superman atau superwoman. {Mikir!!!}

Tanpa ilmu, iman dan akhlak, bukan hanya saja mereka tidak bisa diluruskan, malah mereka pula membengkokkan. {Mikir!!!}

Lebih banyak LELAKI yang dirusakkan oleh WANITA, daripada WANITA yang dirusakkan oleh LELAKI. Sebodoh-bodohnya WANITA bisa menundukkan sepandai-pandai LELAKI. {Mikir!!!}

Tanpa ilmu. Iman dan akhlak, WANITA tidak akan kenal Tuhan. Tidak akan kenal diri mereka sendiri, apalagi mengenal LELAKI. Bila tulang rusuk patah, rusaklah jantung, hati dan limpa, duniapun akan huru-hara. Para LELAKI pula jangan hanya mengharap ketaatan, tetapi binalah kepimpinan. {Mikir!!!}

Akhirnya, pastikanlah sebelum memimpin WANITA menuju kebenaran dan keimanan, maka pimpinlah diri sendiri terlebih dahulu menuju kebenaran, keilmuan dan keimanan. Isilah dirimu segudang ilmu pengetahuan, jinakkanlah dirimu sendiri terlebih dahulu, niscaya jinaklah segala-galanya di bawah pmpinan kita. {Mikir!!!}

Jika tidak,,,,,,,,,,,,,,,   (?) ,,,, (?) ,,,, (?) ,,,, (?) ,,,,,?????
Pikirlah dan tulislah sendiri jawabannya !!!.

Kediri, 04 Juni 2013;  11:07 WIB
K.1 PMII Komisariat STAIN Tulungagung
READ MORE - LELAKI; Antara Menjinakkan dan Terjinakkan oleh WANITA
Sunday, June 2, 2013

Menguatkan atau Menguburkan dalam-dalam Pilar Kebangsaan PANCASILA

Menguatkan atau Menguburkan dalam-dalam
Pilar Kebangsaan PANCASILA

Setiap tanggal 1 Juni sebagian dari anak bangsa pasti memperingati hari kelahiran pancasila. Hari ini, tanggal 1 Juni 2013, 68 tahun tepatnya Ir. Soekarno berpidato di dalam rapat yang pertama pada Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dari situ dapat kita pahami bahwa mulai saat itulah Ir. Soekarno telah mengenalkan pancasila yang nantinya akan menjadi simbol memperingati lahirnya pancasila. Akan tetapi untuk kali ini mencoba untuk tidak memperdebatkan akan kebenaran 1 juni sebagai hari lahirnya pancasila atau tidak, dikarenakan ada yang lebih penting lagi dari pada itu, yakni sampai sejauh mana ideologi bangsa (pancasila) itu sudah kian ditinggalkan nan ditanggalkan. Terlihat tampak jelas di mana semakin hari perjalanan bangsa ini mulai terasa jauh dari spirit pancasila. Namun tidak hanya itu saja, juga terlihat mulai munculnya kelompok-kelompok kecil orang yang tabu untuk menyebutkan salah satu pilar bangsa tersebut. Jangankan dipraktikkan dalam kehidupan nyata, dipidatokan saja sebagai rujukan berbangsapun sudah mulai jarang. Parahnya, pancasila kini diperlakukan bak ornamen usang yang nampaknya lebih pantas dimusiumkan, padahal sejarah telah membuktikan bahwa dengan atau melalui pancasila itu sendiri bangsa yang majemuk dan multikultural hingga kini masih bisa direkatkan.

Banyak bangsa lain diberbagai belahan dunia, kagum bahkan mungkin iri dengan dalamnya falsafah pancasila yang memuat tentang Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan Sosial itu. Berterus terang menyebut dan mengagumi akan pancasila sebagai kekayaan Indonesia yang begitu berharga (dalam pidato Presiden Amerika Serikat di UIN Syarif Hidayatullah beberapa waktu yang lalu). Akan tetapi, di negeri kita sendiri yang melahirkan pancasila itu sendiri, masih ada saja anak bangsa yang hendak menguburkan dalam-dalam falsafah bangsa itu (pancasila). Pancasila yang telah dikerumuni oportunisme yang dengan menggunakan kebangsaan  hanya untuk alat memajukan diri sendiri, makmur sendiri dan menggemukkan pundi-pundi sendiri yang mana hal itu terlihat nyata dalam praktik korupsi yang tidak akan pernah ada akhirnya di negeri ini, mengangkangi keadilan bahkan mentransaksikan kekayaan alam demi kepentingan diri sendiri atau kelompok tertentu saja.  Selain adanya oportunis, juga masih adanya  berbagai kepicikan yang  mengepung pancasila melalui sikap memaksakan kehendak kelompok, hal itu berwujud dalam tindakan intoleran bahkan sampai melakukan kekerasan atas nama keyakinan, etnik juga kelompok dan lain sebagainya.

Berbagai macam penyakit akut itu muncul dikarenakan bangsa ini begitu dalam mengalami krisis keteladanan dari pemimpin. Bangsa ini kehilangan pemimpin otentik yang selaras, menyatu antara perkataan dan perbuatan, namun bagaimana di bangsa ini yang muncul adalah pemimpin yang dipenuhi dengan kepura-puraan demi menjaga citra atau mempertahankan kepentingan tertentu. Oleh karena itu, benar jika yang dikatakan oleh para pemikir kenegaraan kita bahwa bangsa ini sangat membutuhkan sebuah perubahan, begitu memerlukan revolusi mental, kebudayaan dan terbebaskan dari kepicikan. Bukan hanya sekedar perubahan, revolusi di tingkat prosedur dan perundang-undangan saja. Dasar Negara tersebut harus mampu hadir secara nyata di tengah-tengah masyarakat, yang tentunya semua itu jelas memerlukan sosok pemimpin yang inspiratif yang memiliki grand desain “mau ke manakah bangsa ini akan dibawa serta memiliki keberanian dan kebersihan untuk mewujudkannya”  dan pada akhirnya, sudah jelaslah langkah besar itu harus dimulai dengan memperkuat pilar kebangsaan yakni PANCASILA.

Tulungagung, 01 Juni 2013 ;  01:42 WIB
Ketua 1 PMII Komisariat STAIN Tulungagung 2013


Setiap diri kita adalah penulis untuk diri dan kehidupan kita
karena hanya kita yang benar-benar mengerti siapa diri kita



READ MORE - Menguatkan atau Menguburkan dalam-dalam Pilar Kebangsaan PANCASILA